Etika Bisnis
Etika bisnis adalah suatu cara seseorang dalam melakukan aktifitas atau kegiatan berbisnis yang meliputi seluruh aspek (individu, perusahaan dan masyarakat). Bisnis sebagai bagian dari hidup masyarakat tidak lepas dari etika, yaitu etika bisnis atau etika yang berlaku bagi kegiatan atau aktifitas manusia dalam berbisnis.
Setiap aktifitas atau kegiatan bisnis selalu berdimensi dengan etika, karena hal ini menyentuh hubungan antara lembaga-lembaga sejenis dengan berbagai kliennya dalam bermasyarakat, juga anggota dari lembaga bisnis itu sendiri, yaitu para personilnya.
Suksesnya suatu lembaga bisnis sebagian besar tergantung kepada kemampuannya membina dan memelihara keseimbangan kepentingan (stakeholders). Setiap pengusaha atau pelaku bisnis diharuskan untuk selalu mempunyai kepekaan yang tinggi dan terampil dalam memilih jalan yang tepat jika kepentingan tersebut saling berbenturan. Disaat inilah para pengusaha atau pelaku bisnis mempunyai suatu peluang untuk menunjukan pribadi atau jati dirinya, standar etika, moral, dan integritas pribadinya.
Apabila pelaku bisnis benar-benar menyadari dan menghayati, maka tidak akan membuang-buang tenaga mengadu kekuatan dalam bersaing untuk mengalahkan dan menghancurkan lawan-lawannya. sebaliknya, ia akan mencurahkan segala kemahiran, mengerahkan segala tenaga dan sumber daya yang dimilikinya untuk membina, memupuk, dan meningkatkan hubungan baik dan kerja sama dengan para stakeholders. dalam hal ini maju dan mundurnya suatu usaha bukan ditentukan oleh kompetitor (pesaing), akan tetapi oleh :
- Karyawan
- Konsumen
- Pemegang saham
- Masyarakat sekitar
- Pemasok
- dan stakeholder lainnya.
Setiap persaingan yang berlandaskan menang-kalah (win lose) ditinggalkan, dan diganti oleh kerjasama yang mengarah pada kondisi dimana semua pihak menang (win win). Hal ini hanya mungkin apabila pelaku bisnis menjunjung tinggi etika bisnis dan menerapkan pendekatan etika dalam segala kegiatannya disamping pendekatan ekonomis.
Sebuah lembaga bisnis dapat meraih sukses apabila :
- Mendapatkan perhatian dan kepercayaan oleh para pemegang saham karena mampu memberikan suatu laba (keuntungan).
- Disupport oleh karyawan yang mendapat perlakuan yang adil dan manusiawi.
- Dipuji konsumen setia yang merasa senang atau puas menggunakan produknya, baik dari segi mutu maupun dari segi harganya.
- Dapat mengandalkan para pemasok dan rekanan yang tahu bahwa jasanya diberi imbalan yang wajar pada waktunya tanpa dipermainkan.
- Diterima oleh elemen masyarakat yang ada disekitar lokasinya yang merasakan dapat ikut menikmati akan limpahan manfaat dari kehadiran lembaga bisnis tersebut.
- Didukung oleh distributor yang menikmati atau mendapatkan komisi wajar dan merasa terjamin akan persediaan suatu barang (stock).
- Didukung penuh pemerintah karena membayar (melunasi) segala kewajiban finansialnya yang bebas dari manipulasi.
- Dihormati oleh para pesaing (kompetitor) dan disegani akan kapasitasnya.
Untuk mencapai kesuksesan itu, setiap pengusaha atau pelaku bisnis harus memiliki standar beretika yang tinggi untuk dipatuhi secara konsekuen, berlandaskan integritas pribadi yang kuat dan mempunyai keberanian moral yang tangguh. Menjalin kerjasama yang baik dengan stakeholders yang senantiasa membawa hasil yang memuaskan. Selain merupakan penjabaran etika bisnis, jalinan kerjasama juga merupakan strategi bisnis yang ampuh. Alternatifnya adalah melemahnya perusahaan, bukan oleh kekuatan luar yaitu pesaing, tetapi justru dari dalam, oleh para stakeholders yang seharusnya menjadi kawan tetapi justru berubah menjadi lawan karena ulah kita sendiri yang tidak etis.
Dengan demikian kesimpulannya yaitu di dalam melaksanakan aktifitas bisnis dengan baik tidak berarti hanya sekedar mengejar keuntungan, akan tetapi berusaha untuk memberikan manfaat-manfaat optimal bagi seluruh pihak yang terlibat.
Referensi :
Winarti, Euis., Pengembangan Kepribadian, Edisi Kedua, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2007
0 Komentar "Etika Bisnis"
Post a Comment